Pentingnya Pembangunan Infrastuktur
Pertanian
dalam Mendukung Ketahanan Pangan
picture from google.com
Bung Karno pernah berpesan bahwa persoalan pangan
bagi rakyat adalah persoalan hidup atau mati. Sering kita mendengar slogan Only Agriculture can feed the
world yang artinya hanya
pertanian yang dapat menghidupi dunia. Dari slogan tersebut kita dapat
mengetahui bahwa pertanian adalah sektor terpenting dalam mempertahankan
kehidupan manusia. Manusia dapat hidup tanpa gadget selama seminggu,tapi tak dapat
bertahan tanpa makanan dan sektor pertanianlah tempat dimana bahan makanan dihasilkan
dan kunci dalam upaya menjadikan ketahanan pangan Indonesia.
Ironisnya perhatian dan kontribusi pemerintah terhadap
pertanian masih sangat kurang, terlebih dalam kesejahteraan para
petani. Telah banyak artikel yang terbit beberapa bulan terakhir ini yang
beropini bahwa pemerintah mengabaikan infrastuktur pertanian. Seperti yang
dikatakan Anggota
Komisi IV DPR RI Hermanto yang menilai pemerintah mengabaikan pembangunan
infrastruktur pertanian."Kalaupun ada, itu hanya pembangunan
jaringan irigasi desa (Jides) yang skalanya terlalu kecil," ujar Hermanto
di Jakarta, Kamis. Jides adalah jaringan irigasi berskala
kecil yang terdiri atasi bangunan penangkap air (bendungan, bangunan
pengambilan), saluran dan bangunan pelengkap lainnya yang dibangun dan dikelola
oleh masyarakat desa atau pemerintah desa baik dengan atau tanpa bantuan
pemerintah.
Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang
Sumber Daya Alam dan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi
mengamanatkan bahwa tanggung jawab pengelolaan jaringan irigasi tersier sampai
ke tingkat usaha tani (Jitut) dan Jides menjadi hak dan tanggung jawab petani
pemakai air (P3A) sesuai dengan kemampuannya.Menurut dia, kurangnya pembangunan waduk
dan jaringan irigasi yang baru serta rusaknya jaringan irigasi yang ada
mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian sangat menurun. Kerusakan
ini terutama diakibatkan erosi, kerusakan sumber daya alam di daerah aliran
sungai, bencana alam banjir, gempa, longsor dan gunung meletus serta kurangnya
pemeliharaan jaringan irigasi hingga ke tingkat usaha tani. "Pemerintah sendiri mengakui
sebagaimana tercantum dalam Renstra Kementerian Pertanian tahun 2009-2014 bahwa
salah satu prasarana pertanian yang saat ini keberadaanya sangat memprihatinkan
adalah jaringan irigasi," ujarnya.Jakarta (ANTARA News)
“Pemerintah
lebih bersemangat mengembangkan infrastruktur di sektor hilir seperti
transportasi, sedangkan infrasktruktur pertanian penopang di hulu terabaikan.
Padahal tantangan ke depan bukan hanya pertumbuhan ekonomi dari pergerakan
barang maupun jasa, namun juga dari kemampuan produksi pangan,” kata anggota
DPR RI Komisi IV Ma’mur Hasanuddin melalui siaran persnya, Kamis (30/8).
Catatan Kementerian
Pertanian, pada periode Januari hingga Juli 2012, luas kekeringan lahan sawah
mencapai 53.320 hektare (ha), dengan angka gagal panen atau puso 1.358 hektare.
Situasi ini dapat mengancam keberhasilan pencapaian surplus beras 10 juta ton
di tahun 2014.wartaekonomi.co.id
Ekspor Impor Pertanian Indonesia Menurut Sub Sektor,
Agustus - September 2012
No.
|
Sub
Sektor
|
Agustus
|
September
|
Pertumbuhan
(%)
Sep
thd Ags
|
Kumulatif
Januari-September
|
1.
|
Tanaman
Pangan
Volume (Kg)
|
||||
Ekspor
|
13.279.738
|
11.969.979
|
-9,86
|
157.721.723
|
|
Impor
|
989.317.269
|
1.085.267.022
|
9,70
|
10.671.602.909
|
|
Neraca
|
976.037.531
|
1.073.297.043
|
9,96
|
10.513.881.186
|
|
Nilai (US$)
|
|||||
Ekspor
|
9.786.875
|
9.915.421
|
1,31
|
110.371.353
|
|
Impor
|
409.102.235
|
468.330.613
|
14,48
|
4.548.073.999
|
|
Neraca
|
399.315.360
|
458.415.192
|
14,80
|
4.437.702.646
|
|
2.
|
PERTANIAN
Volume (Kg)
|
||||
Ekspor
|
2.470.727.317
|
2.939.750.570
|
18,98
|
23.334.444.815
|
|
Impor
|
1.321.978.716
|
1.494.450.846
|
13,05
|
14.551.761.547
|
|
Neraca
|
1.148.748.601
|
1.445.299.724
|
25,82
|
8.782.683.268
|
|
Nilai (US$)
|
|||||
Ekspor
|
2.681.401.299
|
3.138.308.955
|
17,04
|
27.220.910.538
|
|
Impor
|
872.763.694
|
1.026.838.151
|
17,65
|
10.526.964.408
|
|
Neraca
|
1.808.637.605
|
2.111.470.804
|
16,74
|
16.693.946.130
|
|
Sumber: BPS, diolah
Pusdatin
Keterangan: *) Revisi data sebelumnya menyesuaikan
|
Tabel di atas
menjelaskan bahwa untuk hasil pertanian indonesia mengekspor lebih banyak
daripada impor. Namun dalam hasil tanaman pangan yang menjadi pokok Indonesia
masih harus mengimpor lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam
hal ini pemerintah harus lebih mengupayakan pembangunan infrastuktur sarana
prasarana dalam kegiatan perekonomian demi mendongkrak ekspor dan menekan laju
impor terutama dalam bahan pangan.
Beberapa infrastruktur
yang dirasa perlu direalisasikan adalah sebagai berikut :
·
Membangun dan memperbaiki jalan desa dan
jalan dusun untuk memudahkan petani dan nelayan dalam memasarkan hasil produk
pertanian dan nelayan;
·
Membangun dan memperbaiki jalan usaha tani
dan nelayan untuk memudahkan kegiatan produksi usaha tani dan nelayan di
pedesaan;
·
Membangun rumah pupuk kompos di setiap
desa dengan memadukan kegiatan usaha ternak sebagai salah satu pendukung bahan
baku untuk memproduksi pupuk kompos;
·
Mengalokasikan anggaran dalam APBD setiap
tahun anggaran untuk penyediaan benih bervarietas unggul dan bersertifikat
terhadap jenis padi yang akan ditanam, bekerjasama dengan Perusahaan
Negara yang kompeten.
·
Menjamin ketersediaan pupuk, pestisida,
alat mesin pertanian, terutama mengawasi pendistribusian pupuk bersubsidi yang
adil, tepat waktu dan tepat sasaran sesuai dengan jadwal musim tanam petani;
·
Menjamin berlakunya Harga Pembelian
Pemerintah (HPP) terhadap hasil produksi pertanian terutama padi baik itu gabah
kering panen maupun gabah kering giling, dengan membentuk dan memberdayakan
suatu badan koperasi milik petani, yang modal awalnya ditanggung dalam APBD;
· Membudidayakan penggunaan pupuk kompos,
dalam upaya mengembalikan kedaulatan unsur hara tanah, program ini dilaksanakan
melalui program butir 3 di atas;
· Memberdayakan infrastruktur dan
kelembagaan penyuluh pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan kehutanan
di setiap desa, termasuk di antaranyaa merekrut tenaga penyuluh dimaksud untuk
setiap desa minimal 1 orang tenaga penyuluh;
·
Melakukan pendataan lahan-lahan terlantar
dalam suatu data base yang khusus, dalam upaya untuk mencetak lahan baru.
·
Melakukan pengadaan alat tangkap ikan bagi
nelayan satu di antaranya pengadaan perahu yang layak (gross tonage yang
memadai) dalam upaya meningkatkan penghasilan nelayan;
·
Membangun tempat pelelangan ikan yang
didekatkan dengan daerah tangkapan para nelayan untuk memudahkan nelayan dalam
memasarkan hasil tangkapan;
·
Membangun, merehabilitasi sumberdaya
wilayah pesisir termasuk di antaranya melakukan rehabilitasi penanaman
pohon-pohon bakau di wilayah pesisir dan memelihara terumbu karang, guna meningkatkan
penghasilan nelayan.
Diharapkan dengan terealisasikan hal tersebut akan berdampak baik bagi
ketahanan pangan Indonesia. Karena
seperti yang kita ketahui, bahwa negara Indonesia
merupakan negara agraris yang sebagian besar bahkan hampir seluruh penduduk
Indonesia, yaitu sekitar lebih dari 60% dari jumlah penduduk Indonesia
bermatapencaharian di bidang pertanian. Bila pertanian meningkat maka rakyat
indonesia pula akan semakin sejahtera dan ketahanan pangan Indonesia akan
semakin baik dengan memperbanyak produksi tanpa harus mengimpor dari luar.
Oleh : Riski Aulia
Kastrat BEM FE UNS