Oleh: Zidnie Dzakya (Kajian Strategis BEM FEB UGM)
Besarnya
tingkat subsidi yang diberikan dari APBN kepada energi seperti BBM dan listrik
lama-kelamaan akan menjadi bumerang bagi fiskal dan perekonomian Indonesia.
Karenanya, perlu ada revolusi terhadap energi alternatif agar ketergantungan
masyarakat terhadap energi yang telah ada dan akan segera habis sehingga
membuat harganya mahal perlahan-lahan tergantikan. Hanya saja biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk menyediakan energi alternatif
itu apakah lebih besar dengan manfaat yang diberikan energi altenatif untuk
perekonomian Indonesia.
Subsidi
terbesar dari anggaran negara adalah untuk subsidi energi dalam hal ini BBM dan
listrik. Namun sampai sekarang pengadaan subsidi tersebut tidak tepat sasaran
padahal minyak semakin langka dan mahal. Oleh karena itu, perlu ada alternatif
untuk energi selain minyak dan listrik. Apabila telah ditemukan alternatif
diluar minyak dan listrik, maka negara dapat menghemat beberapa persen dari
APBN dan dapat dialihkan untuk subsidi non-energi seperti pangan, pupuk dan
lain sebagainya. Namun sebelum menuju itu, pemerintah harus lebih dulu
mengalihkan subsidi energi tersebut kepada subsidi dan bantuan pengelolaan dan
penelitian energi alternatif.
Dewasa
ini telah muncul berbagai jenis mobil dengan energi alternatif seperti surya,
listrik dan biosolar. Namun penelitian dan perakitan mobil dengan bahan bakar
alternatif tersebut terbentur dana. Pemerintah seyogyanya membantu. Biayanya
memang cukup besar namun manfaat jangka panjang nya memang lebih menguntungkan
daripada apabila pemerintah terus-terusan memberikan subsidi energi seperti BBM
dan listrik dimana kita tahu bahwa subsidi trsebut masih banyak yang salah
sasaran.
Hanya
saja, kembali ditekankan bahwa pengalihan tersebut perlu ada kontrol dan
monitoring dari pihak terkait dan kita semua. Agar manfaat dan biaya dari
pengalihan subsidi energi kepada pengembangan energi alternatif dapat tepat
sasaran dan sesuai dengan tujuan kita bersama. Sehingga pada akhirnya manfaat
dan biaya dari pengalihan tersebut lebih besar manfaat. Sehingga kita bersama
dapat menyelamatkan fiskal perekonomian Indonesia dan dapat menghemat energi
yang pada akhirnya harusnya subsidi energi yang bekum tepat sasaan tersebut
dapat diberikan kepada masyarakat strata menengah kebawah dengan subsidi
non-energi seperti pupuk dan lain sebagainya.
Kesimpulannya,
manfaat dan biaya yang dikeluarkan dari pengadaan dan pengembangan energi
alternatif, pengalihan APBN dari subsidi energi (BBM dan listrik) menjadi
bantuan pengelolaan, penelitian dan pengembangan energi alternatif lebih besar
manfaatnya dalam jangka panjang,. Karena subsidi energi sampai saat ini tidak
tepat sasaran dan pemborosan APBN. Memang biaya yang dikeluarkan dari
penelitian dan pengembangan energi alternatif besar, namun hal ini akan
membantu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap minyak bumi. Yang ini
akan berdampak pada tingkat subsidi yang diberikan pemerintah diambil dari APBN
akan berkurang dan dapat dialihkan (di masa mendatang) menjadi subsidi
non-energi yang lebih bersahabat kepada masyarakat menengah ke bawah.
No comments:
Post a Comment