Oleh: Zidnie Dzakya (Kajian Strategis BEM FEB UGM)
Anggaran
Negara (APBN) berpeluang mendekati 3 persen karena krisis Eropa. Namun dengan
penghematan energi yang dilakukan bersama-sama, dapat diturunkan menjadi 2,3
persen. Menteri Keuangan menyampaikan bahwa menjaga sisi fiskal dari
perekonomian kita saat ini adalah dengan cara menghemat energi untuk
mengendalikan defisit anggaran. Hampir Rp300triliun dari APBN hanya digunakan
untuk subsidi BBM dan listrik. Ini yang semestinya disadari juga oleh seluruh
elemen masyarakat. Bahwa penggunaan BBM dan listrik itu tidak sepenuhnya
dibayar oleh masyarakat. Penghematan energi yang sedang digencarkan sejak Mei
2012 amat membantu untuk menekan tingginya angka subsidi yang berimbas kepada
anggaran negara (APBN).
Lebih
naas lagi karena subsidi yang amat besar itu 77 persen jatuh kepada pihak yang
semestinya tidak mendapatkan. Seperti subsidi BBM premium yang sampai sekarang
belum jelas pembagian siapakah yang semestinya mendapatkan. Tentunya ini akan
menambah defisit anggaran negara. Energi berupa BBM dan listrik itu amat
dibutuhkan, hanya saja penggunaannya dapat dikontrol dan menjadi gerakan sadar
dan hemat energi.
Subsidi
yang besar itu dapat dihemat dan kemudian dialihkan ke pembangunan
infrastruktur negara. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam upaya
penghematan massal energi agar membantu menekan defisit anggaran adalah
mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap minyak bumi. Ketergantungan
terhadap minyak harus segara dikurangi mengingat minyak semakin langka dan
membuat harga nya menjadi mahal. Pengalihan APBN yang awalnya untuk subsidi BBM
dapat juga dialihkan untuk pembangunan atau penelitian energi alterntif yang
nantinya menjadi solusi ketergantungan BBM. Hanya saja, perlu digaris bawahi
bahwa perlu adanya monitoring dan controlling yang jelas dari kementrian
terkait apabila ada pengalihan APBN dari subsidi energi ke pembangunan
infrastruktur maupun kepada penelitian energi alternatif.
Tingkat
subsidi terhadap BBM semakin hari semakin naik mengingat harga minyak dunia
yang juga semakin naik. Ini tentunya tidak sehat bagi APBN negara. Sehingga
perlu adanya energi alternatif menggantikan BBM agar tidak terjadi pergolakan
ekonomi. Pergolakan ekonomi yang berlebihan dapat menyebabkan inflasi,
kesejahteraan masyaraat merosot, pengangguran semakin banyak karena PHK. Maka
karena hal itu pemerintah juga harus mengeluarkan dana untuk menetralkan
stabilitas fiskal.
Trade
off yang terjadi ini nampaknya harus dimulai dengan langkah konkrit pemerintah
untuk membuat masyarakat menghemat energi dan pemerintah bertanggung jawab
dengan menyediakan energi alternatif. Agar nantinya subsidi dari APBN tidak
hanya berkisar kepada subsidi energi –yang dimana sampai saat ini masih salah
sasaran- dan mulai menyasar kepada subsidi non energi seperti subsidi pangan,
pupuk, benih yang itu lebih menyasar kepada golongan strata msyarakat tertentu
dan menjadi tepat sasaran.
No comments:
Post a Comment