Saturday, March 31, 2012

Simulasi alokasi dana subsidi untuk sektor pendidikan

Simulasi alokasi dana subsidi untuk sektor pendidikan


Pemerintah merencanakan kenaikan harga BBM bersubsidi per 1 April 2012. Rencananya pemerintah akan mencabut subsidi sebesar 33% atau sekitar Rp 1.500/liter. saat ini harga BBM bersubsidi untuk premium dipatok diharga Rp 4.500/liter. Jika pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 1.500/liter, maka harga premium akan menjadi Rp.6000/liter. Hal itu akan memicu kenaikan inflasi sebesar 2,15%, penurunan daya beli 2,10%, kenaikan tingkat kemiskinan sebesar 0,98%, dan penghematan subsidi BBM nasional sebesar Rp 31,58 triliun. Dari total penghematan subsidi rencananya 40%-nya, akan digunakan sebagai BLSM(Bantuan Langsung Sementara Masyarakat)/transfer payment sebagai cara untuk meredam shock yang menimpa 20% masyarakat ekonomi terbawah saat harga BBM melonjak naik. Masyarakat miskin tersebut diharapkan dapat mempertahankan daya belinya sembari menunggu dampak dari pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah. sisanya untuk memacu perekonomian Indonesia dengan melakukan belanja modal pada sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Namun, Kajian kali ini hanya akan membatasi pada pemanfaatan di sektor pendidikan.

Sektor pendidikan adalah satu dari sekian banyak sektor yang perannya sangat vital dalam suatu Negara. Dari sifat waktunya, sektor ini memiliki dua peran, yaitu untuk short term dan untuk long term. Short term-nya adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat menyesuaikan dengan keadaan zaman. Sedangkan untuk long term-nya adalah untuk menyiapkan generasi-generasi muda masyarakat yang diharapkan dapat melanjutkan estafet perjuangan bangsa dari generasi-generasi sekarang.

Mengenai kenaikan BBM, peran pendidikan untuk jangka waktu pendek(short term) sangatlah dibutuhkan. Terutama untuk mengedukasi masyarakat dalam pemanfaatan BLSM bagi masyarakat ekonomi terbawah. Karena jika kita melihat pengalaman tahun-tahun sebelumnya dalam pembagian BLT(Bantuan Langsung Tunai), masyarakat cenderung memposisikan BLT sebagai tunjangan per bulan mereka. Artinya dana dari pemerintah digunakan untuk konsumsi mereka dalam jangka pendek. Hal itu tentu tidak sesuai dengan harapan agar dana itu dapat digunakan untuk modal usaha masyarakat. Oleh karena itulah peran pendidikan diperlukan. Bentuknya bisa berupa pengedukasian masyarakat tentang potensi-potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai mata pencahariaan tetap. Sehingga diharapkan bantuan dari pemerintah benar-benar bersifat sementara. Dan masyarakat pun tidak bersifat ketergantungan dengan bantuan itu.


SIM4C

PDB

0.21%

RT

0.32%

Tenaga Kerja

0.31%

IHK

0.08%

Kemiskinan

-0.03%

Mengenai kemungkinan adanya pengalokasian dana penghematan subsidi untuk sektor pendidikan, salah satu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rus’an Nasruddin telah membuat suatu simulasi. Berikut simulasinya:

· Peningkatan harga premium sebesar 10% dan dana penghematan subsidi dialokasikan untuk peningkatan sektor pendidikan dan kesehatan (SIM4C).

Model SIM4C memperlihatkan tentang simulasi jika 60% dana penghematan subsidi dialokasikan untuk sektor pendidikan dan kesehatan. Adanya sektor kesehatan disini berdasarkan logika agar pendidikan yang ada dapat optimal, maka masyarakat harus dalam keadaan sehat. Oleh karena itu sektor pendidikan dan kesehatan perlu untuk disatukan dalam simulasi ini.

Berdasarkan simulasi kita dapat melihat bahwa akan terjadi pertumbuhan PDB(Produk Domestik Bruto) sebesar 0.21%. selain itu juga ada peningkatan IHK(Indeks Harga Konsumen) sebesar 0.08% dan mengurangi kemiskinan sebesar 0.03%

Hasil simulasi untuk SIM4C merupakan hasil yang terbaik jika dibandingkan dengan simulasi lainnya:


SIM 4A

SIM 4B

SIM4C

SIM4D

SIM5E

PDB

0.04%

0.08%

0.21%

0.14%

0.13%

RT

0.03%

-0.12%

0.32%

0.40%

0.16%

Tenaga Kerja

-0.01%

-0.19%

0.31%

0.17%

0.17%

IHK

0.00%

-0.03%

0.08%

0.08%

-0.05%

Kemiskinan

-0.01%

0.00%

-0.03%

-0.003%

-0.02%

· Peningkatan harga premium sebesar 10% dan dana penghematan subsidi dialokasikan untuk pengeluaran pemerintah secara proporsional (SIM4A).

· Peningkatan harga premium sebesar 10% dan dana penghematan subsidi dialokasikan untuk pengembangan sektor infrastruktur melalui peningkatan kapital (SIM4B).

· Peningkatan harga premium sebesar 10% dan dana penghematan subsidi dialokasikan untuk peningkatan sektor pendidikan dan kesehatan (SIM4C).

· Peningkatan harga premium sebesar 10% dan dana penghematan subsidi dialokasikan untuk transfer langsung ke rumah tangga (SIM4D).

· Peningkatan harga premium sebesar 10% dan dana penghematan subsidi dialokasikan untuk subsidi sektor transportasi darat (SIM4E).

Hasil simulasi ini dapat membuktikan betapa signifikannya pengaruh pendidikan terhadap perkembangan ekonomi nasional. Hal itu diperlihatkan dengan meningkatnya PDB dan IHK. Namun tentu hal ini dapat terlaksana jika 40% dari dana penghematan subsidi benar-benar dialokasikan dengan baik dengan pengawasan yang ketat.

Oleh karena itu diharapkan jika pada saatnya harga BBM harus naik, pemerintah dapat mengalokasikan dana penghematan subsidi dengan baik dan benar. Baik dari perencanann maupun pengeksekusiannya. Sehingga diharapkan kejadian-kejadian ricuh pada saat pembagian BLT kemarin tidak terulang. Selain itu semoga masyarakat juga dapat lebih diedukasi lagi dalam pemanfaatan BLSM. Agar apa yang direncanakan dapat dicapai dengan maksimal.

Sumber:

Kajian Subsidi BBM Rus’an Nasruddin

Kajian subsidi BBM BEM FEUI 2011

Departemen Kajian Strategis BEM FEUI

No comments: